m1

== menu yang akan di tampilkan di letakkan di sini ==
nama artikel

CARA MENGHINDARI INTERAKSI OBAT

04.40 |

Pada coretan minggu lalu saya sharing tentang Interaksi Obat dan Makanan Sehat” yang ternyata banyak jenis makanan sehat akan menjadi berbahaya jika diminum bersamaan dengan obat, dampaknya adalah dapat saling meningkatkan efektifitas (efek berlebihan dari yang seharusnya), dampak yang saling mengurangi efektiitas (efek kesembuhan berkurang), serta dampak yang saling memperkuat efek samping (efek samping menjadi lebih tinggi).


Semakin banyak obat yang kita konsumsi, akan semakin besar pula kemungkinannya untuk mengalami dampak interaksi yang ditimbulkan. Begitu juga dengan makanan yang kita kosumsi saat kita dalam terapi suatu obat-obatan. Lebih jauh lagi dampak tersebut dapat menyebabkan pembengkakan biaya kesehatan anda setiap bulannya karena penyakit tidak kunjung sembuh (coretan ini sudah pernah kita bahas di sini Cara Menghemat Biaya Kesehatan). Dibawah ini ada beberapa cara yang saya rangkum dari beberapa sumber
  1. Wajib Ikuti petunjuk pemberian obat oleh Apoteker/dokter disamping melihat petunjuk yang tertera pada kemasan obat. Petunjuk penting adalah diminum 1 atau 2 jam sebelum, sesaat sesudah makan atau pada saat makan/disertai makan atau bahkan saat perut kosong (2-3 jam sebelum makan) hal ini untuk menghindari interaksi antara obat dan makanan sehingga efek kesembuhan dari obat lebih optimal, tidak kalah penting juga adalah informasi kontraindikasi* pada brosur atau kemasan. Jika tidak mengerti sebaiknya anda konsultasikan kepada Apoteker atau dokter terdekat.
  2. Bila Anda mendapatkan obat resep dari dokter, tanyakan pada Apoteker/dokter makanan apa saja yang harus dihindari saat mengkonsumsinya seperti yang kita bahas di coretan Interaksi Obat dan Makanan Sehat hal ini untuk menghindari interaksi antara obat dan makanan sehingga efek kesembuhan dari obat lebih optimal
  3. Sangat disarankan minum obat dengan air putih/bening, Bila anda kesulitan menelan obat dengan air, tanyakan apakah boleh menggantinya dengan pisang seperti kebiasaan orang indonesia minum obat dengan pisang atau roti basah/kue, jika terdapat interaksi di dalamnya maka Apoteker/dokter dapat menggantinya dengan bentuk sediaan lainnya.
  4. Jangan membuka kapsul, karena hal tersebut akan mempengaruhi distribusi obat didalam tubuh anda, adanya kapsul dimaksudkan agar zat aktif obat tidak rusak oleh sistem percenaan kita, saat obat oral diminum maka obat akan melalui serangkaian sistem pencernaan, dengan bentuk sediaan kapsul selain menutupi rasa pahit obat juga dapat melindunginya tetap terjaga sampai di lambung kemudian kapsul akan meleleh oleh keasaman lambung dan zat aktif obat akan keluar secara utuh tanpa ada yang terserap di saluran pencernaan sebelumnya.
  5. Jangan meminum vitamin bersamaan dengan obat-obatan.  Vitamin dan mineral dapat berinteraksi dengan beberapa obat-obatan. Keterangan lengkap silahkan baca coretan ini “Interaksi Obat dan Makanan Sehat
  6. Jika anda sedang dalam terapi obat herbal tertentu beritahukan kepada dokter dan apoteker sehingga dapat dipilihkan obat dan jenis sediaan yang tidak berinteraksi dengan obat herbal tersebut. 
Semoga masyarakat dapat lebih cermat dalam Menghindari Interaksi Obat sehingga efek kesembuhan dari obat lebih optimal serta tidak membebani biaya pengobatan anda. Jangan lupa berdoa sebelum minum obat dengan meminta kesembuhan kepadaNya karena dariNya-lah Penyakit dan Obatnya berasal.
  

Kontraindikasi adalah situasi di mana aplikasi obat atau terapi tertentu tidak dianjurkan, karena dapat meningkatkan risiko terhadap pasien. Misalnya, ketika seseorang memiliki alergi terhadap penisilin, dia dianggap kontraindikasi untuk pemberian penisilin, karena akan memicu reaksi alergi. Kontraindikasi merupakan salah satu dari fakta medis utama yang dipertimbangkan ketika memulai rencana perawatan untuk pasien. Kontraindikasi bisa bersifat absolut atau relatif.


Cara Menghindari Interaksi Obat http://farmatika.blogspot.com/2012/06/cara-menghindari-interaksi-obat.html#ixzz2vSseuG9E
Read More

EFEK SAMPING OBAT DAN CARA PENANGANANNYA

04.39 |



EFEK SAMPING OBAT DAN CARA PENANGANANNYA
Efek samping obat adalah efek dari obat yang tidak diinginkan. Ada beberapa efek samping yang ringan, seperti sakit kepala ringan, mulut kering, mengantuk dan Efek samping berat, misalnya kerusakan pada hati, ginjal bahkan merusak sel lain seperti pada efek samping obat-obat kanker. Ada beberapa efek samping yang bertahan hanya beberapa hari atau minggu, sementara yang lain dapat bertahan selama obat yang mengakibatkannya masih dipakai, atau bahkan setelah dihentikan. Ada efek samping yang muncul beberapa hari atau minggu setelah kita mulai penggunaan obat penyebab; ada yang baru menimbulkan masalah setelah obat dipakai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun (efek pemakaian jangka panjang).


Dampak efek samping bisa separah penyakitnya itu sendiri misalnya antiradang yang memicu perdarahan lambung pada pasien yang mengidap penyakit maag kronis/akut. Tetapi ada juga efek samping yang dimanfaatkan pada terapi seperti efek mngantuk pada obat-obat’an anti histamin atau anti alergi yang biasanya terdapat pada obat flu,batuk untuk meringankan gejala-gejala flu atau untuk terapi tunggal alergi. Efek samping tidak dapat diremehkan begitu saja karena efek samping yang tertera pada brosur informasi setiap obat tidak semua orang akan mengalaminya, artinya ada beberapa orang dengan kondisi tubuh tertentu tidak mengalami efek samping yang sama dengan orang lain.

Beberapa obat yang memiliki efek samping cukup serius perlu mendapat perhatian khusus sehingga harus dikonsultasikan dengan dokter yang meresepkan serta apoteker jika dirasakan sudah sangat mengganggu. Dibawah ini adalah efek samping obat yang sering dilaporkan atau dirasakan pasien.

NSAID (Non-steroidal anti-inflammatory) memicu perdarahan lambung
Obat-obat anti inflamasi seperti asam mefenamat, NA diklofenak biasanya digunakan untuk demam, nyeri ringan. Jika anda memiliki masalah dengan pencernaan sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter/Apoteker sebab obat-obat ini bisa memicu luka dan perdarahan di lambung jika diminum saat perut kosong. Penangannnya : minum obat-obat’an ini 5-10 menit setelah makan, makanan ini berfungsi untuk melapisi mukosa lambung agar produksi asam lambung yang meningkat tidak mengiritasinya.

Obat asma memicu sariawan
Steroid untuk asma yang diberikan dalam bentuk spray (semprotan) bisa memicu sariawan di mulut jika obat ini tidak semuanya masuk ke paru-paru, namun berbalik ketika baru mencapai tenggorokan. Risiko ini bisa diatasi dengan berkumur setelah penyemprotan, atau menggunakan alat khusus untuk memastikan arah semprotan sudah tepat menuju ke tenggorokan. Penanganannya : berkonsultasilah kepada dokter /Apoteker cara penggunaan sediaan spray sehingga obat dapat maksimal masuk ke dalam tubuh.

Obat kolesterol memicu nyeri otot
Beberapa orang yang memang menderita nyeri otot kronis, efek samping semacam ini mungkin tidak terlalu menjadi masalah karena sudah terbiasa. Namun bagi sebagian orang akan sangat mempengaruhi kualitas hidup dan mengurangi produktivitas saat bekerja. Sekitar 1 dari 20 pemakai obat kolesterol paling populer yakni statin mengalami efek samping berupa nyeri otot. Jika sekiranya kondisi ini mengganggu aktivitas, konsultasikan dengan dokter untuk menurunkan dosisnya atau menggantinya dengan obat lain.

Obat hipertensi memicu disfungsi ereksi
Obat-obat penurun tekanan darah diberikan untuk mencegah serangan jantung sehingga penderita hipertensi bisa hidup lebih lama. Namun beragam efek samping mulai dari pembengkakan sendi hingga tidak bisa ereksi kadang membuat si penderita merasa frustras. Efek samping obat hipertensi memang sangat beragam, beberapa di antaranya juga memicu pusing dan batuk-batuk. Mintalah dokter untuk menyesuaikan dosis dan kombinasi obat agar efek samping yang muncul bisa diminimalkan.

Obat jantung memicu sakit kepala ringan
Obat-obat anti angina bekerja dengan cara melebarkan pembuluh darah. Mekanisme ini ampuh untuk mencegah serangan jantung, namun efek sampingnya bisa menyebabkan nyeri hebat di kepala karena efek vasodilatasi obat. Jika dibandingkan dengan risiko kematian yang begitu tinggi pada serangan jantung maka obat ini masih diresepkan. Resiko lebih kecil daripada manfaat yang diperoleh

Antidepresan memicu orgasme
Jenis orgasme yang disebut orgasme spontan ini terjadi akibat efek samping beberapa obat antidepresan terutama golongan Serotonin Selective Reuptake Inhibitor (SSRI). Untungnya tidak semua orang mengalami efek samping seperti ini, hanya terjadi pada sebagian kecil


ARV (obat HIV) memicu Osteoporosis
Efek samping ini sering terjadi pada ODHA (Orang dengan HIV AIDS) Mineral tulang dapat hilang dan tulang menjadi rapuh. Pastikan konsumsi cukup zat kalsium dalam makanan dan suplemen.
Lalu Bagaimana Kita Menangani Efek Samping?
Ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk menyiapkan diri menghadapi efek samping.
  1. Tanyakan kepada dokter/apoteker efek samping yang dapat timbul. Tanyakan kapan sebaiknya lapor ke dokter bila efek samping bertahan terlalu lama, atau menjadi berat.
  2. Tanyakan bagaimana cara menghindari efek samping yang mungkin muncul atau saran-saran khusus saat minum obat tertentu.
  3. Kadang kala, dokter langsung menyediakan resep untuk obat yang dapat membantu jika efek samping menjadi berat.
Sebenarnya masih banyak efek samping yang perlu dibahas tetapi efek samping ini adalah yang paling banyak terjadi pada pasien yang meminumnya, tidak perlu takut dengan efek samping obat karena obat sudah melalui uji pra klinik dan klinik untuk menjamin keamanannya secara menyeluruh dan produsen obat memiliki prinsip jika manfaatnya lebih besar daripada efek sampingnya maka obat tersebut layak diminum oleh pasien.

Read More

MENGATASI PERMASALAHAN SWAMEDIKASI

04.36 |


MENGATASI PERMASALAHAN SWAMEDIKASI
Beberapa hari sibuk dengan ujian take home kebijakan dan pengendalian mutu obat tentang analisis kelemahan dan kekuatan kebijakan pengendalian mutu obat sampai tesispun jadi jablay hehee...jadi curhat deh...namanya juga Blog yang katanya tempat curhat juga *nge’les.com :P tapi alhamdulillah kelak semua itu untuk bekal di dunia kerja yang sebenarnya. Sedikit refreshing nih baca-baca lagi soal swamedikasi yang dulu sudah pernah kita bahas dengan judul Kesalahan Swamedikasi yang Sering Terjadi di Masyarakat. Masih ingat kan..kalau belum coba dilirik lagi coretannya (klik pada judul).


Swamedikasi didefinisikan oleh WHO sebagai kegiatan seleksi dan penggunaan obat oleh pasien secara mandiri/sendiri untuk mengobati suatu penyakit dan/atau gejalannya, seperti pusing, mual, muntah, maag, lemas, dan beberapa gejala ringan lainnya. Dalam perkembangannya swamedikasi juga didefinisikan sebagai penggunaan obat untuk pengobatan terhadap gejala-gelala yang muncul atau pengobatan kelanjutan dari obat yang diresepkan sebelumnya untuk penyakit kronis atau kekambuhan suatu penyakit kronis. Seperti pada coretan yang lalu swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan-keluhan dan penyakit ringan saja, seperti demam, nyeri, sakit kepala, pusing, batuk, flu, sakit tenggorokan, sakit maag, cacingan, diare, dan beberapa penyakit kulit. WHO memang mempromosikan praktek pengobatan diri yang efektif dan cepat tanpa konsultasi medis agar dapat mengurangi beban pada layanan perawatan kesehatan, yang sering kali kekurangan dan susah diakses di perdesaan dan daerah terpencil. Tetapi pada pelaksanaannya ternyata menjadi sumber terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) contoh : terjadinya kesalahan medis dalam diagnosis dan keterlambatan dalam pengobatan yang disebabkan karena keterbatasan pengetahuan masyarakat akan obat dan cara penggunaannya *beberapa contoh disebutkan pada coretan Kesalahan Swamedikasi yang Sering Terjadi di Masyarakat. Obat-obat’an yang masih dianggap aman pada tindakan swamedikasi adalah obat dengan label obat bebas (lingkaran berwarna hijau) dan obat bebas terbatas (lingkaran berwarna biru) serta beberapa obat keras (lingkaran berwarna merah dengan huruf K) tetapi tetap dengan konsultasi pada Apoteker, masalahnya adalah banyak masyarakat yang menggunakan obat keras tanpa konsultasi terlebih dahulu.

Mahalnya biaya konsultasi dengan dokter, biaya laboratorium dan obat-obatan yang mahal menjadi faktor penyebab pada sebagian besar keluarga miskin di beberapa negara berkembang, sehingga permasalahan ini harus ditangani oleh berbagai tidak hanya kesehatan tetapi juga ekonomi dan sosial budaya. Beberapa ahli merumuskan cara untuk menanggulangi permasalahan swamedikasi ini yaitu : 
  1. Pelaksanaan Pharmaceutical care di komunitas farmasi Komunitas farmasi berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan memantau pengobatan penyakit ringan dan menyarankan pasien ke  dokter apabila pasien memerlukan penanganan lebih lanjut.
  2. Meningkatkan konsultasi klinik dan laboratorium meliputi pemberian pengetahuan kepada masyarakat tentang swamedikasi, bertanyalah kepada dokter dan Apoteker semua yang ingin anda ketahui mengenai kesehatan anda.
  3. Mengembangkan kerjasama dengan tenaga kesehatan lainya, Praktisi, Regulator sebagai penyusun kebijakan kesehatan dan fakultas kesehatan untuk melakukan promosi cara swamedikasi yang benar.
  4. Menggunakan sistem pembiayaan kesehatan juga dapat mengurangi kesalahan swamedikasi karena masyarakat akan terdorong untuk menggunakan haknya pada saat jatuh sakit dengan datang ke pusat pelayanan kesehatan, pada akhirnya pasien mendapatkan pengobatan yang optimal.

Penelitian di ekuador menunjukan bahwa pemberian informasi swamedikasi jangka pendek (1 bulan) dan jangka panjang (1 tahun) pada 367 anak perempuan sekolah menengah mampu merubah paradigma mengenai beberapa obat-obatan swamedikasi termasuk obat antidiare, multivitamin dan sediaan penganti cairan tubuh. Metode ini awalnya dikembangkan oleh Prof. DR. Dra. Sri Suryawati Apt dengan nama CBIA (cara belajar ibu aktif) dipaparkan pada pengukuhan gelar professor beliau. Diharapkan perubahan paradigma pada anak-anak ini nantinya mampu menjembatani perubahan paradigma swamedikasi di masyarakat.

Pada awalnya swamedikasi diharapkan dapat mengurangi beban pada layanan perawatan kesehatan, tetapi tidak demikian pada paradigma yang berkembang dimasyarakat. Setelah teman-teman membaca coretan Kesalahan Swamedikasi yang Sering Terjadi di Masyarakat dan Cara Mengatasi Permasalahan Swamedikasi diharapkan dapat lebih bijak dalam menyikapi swamedikasi, jika dirasakan memerlukan pengobatan Obat Keras sebaiknya konsultasikan dahulu dengan Apoteker atau dokter. Hal ini yang menjadikan peran Apoteker sangat penting dalam proses konsultasi obat oleh Apoteker untuk masyarakat luas dan para praktisi yang memerlukan informasi obat.


Read More

OBAT BEBAS TERBATAS

04.33 |

OBAT BEBAS TERBATAS
Berbeda dengan Obat Bebas terlihat pada pengertian dan logonya, Obat bebas terbatas yaitu obat yang digunakan untuk mengobatipenyakit ringan yang dapat dikenali oleh penderita sendiri. Obat bebas terbatas termasuk obat keras dimana pada setiap takaran yang digunakan diberi batas dan pada kemasan ditandai dengan lingkaran hitam mengelilingi bulatan berwarna biru serta sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.6355/Dirjen/SK/69 tanggal 5 November 1975, disertai tanda peringatan P. No.1 sampai P. No. 6 dan harus ditandai dengan etiket atau brosur yang menyebutkan nama obat yang bersangkutan, daftar bahan berkhasiat serta jumlah yang digunakan, nomor batch, tanggal kadaluarsa, nomor registrasi, nama dan alamat produsen, petunjuk penggunaan, indikasi, cara pemakaian,peringatan serta kontra indikasi 
Khusus untuk obat bebas terbatas, selain terdapat tanda khusus lingkaran biru, diberi pula tanda peringatan untuk aturan pakai obat, karena hanya dengan takaran dan kemasan tertentu obat ini aman digunakan untuk pengobatan sendiri. Tanda peringatan tersebut berupa empat persegi panjang dengan huruf putih pada dasar hitam yang terdiri dari 6 macam yaitu P No. 1, P No. 2, P No. 3, P No. 4, P No. 5, dan P No. 6 sebagai berikut :
setelah anda membaca informasi ini diharapkan agar lebih hati-hati dalam mengkonsumsi obat-obatan terlebih jika anda termasuk dalam individu dengan kondisi khusus seperti pasien hipertensi/tekanan darah tinggi, Obesitas, pasien lanjut usia, anak-anak, balita, bayi. jika memungkinkan konsultasikanlah pengobatan yang anda dapat dari resep dokter kepada Apoteker di apotek atau Rumahsakit terdekat. 

Contoh Obat Bebas Terbatas : Theophiline, Allerin, Pseudoefedrin HCL, Tilomix, Tremenza, Bodrex extra, Lactobion, Antasida plus, Dexanta, asam acetylsalisil, Asmadex, ephedrin HCL, Dextromethorphan dll (penyebutan merk karena obat kombinasi)


Read More

OBAT BEBAS

04.31 |

OBAT BEBAS
Sesuai Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993 tentang Wajib Daftar Obat Jadi bahwa yang dimaksud dengan golongan obat adalah penggolongan yang dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketetapan penggunaan serta pengamanan distribusi yang terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotik, obat keras, psikotropika dan narkotika.

Obat Bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Pada kemasan ditandai dengan lingkaran hitam, mengelilingi bulatan berwarna hijau. Dalam kemasan obat disertakan brosur yang berisi nama obat, nama dan isi zat berkhasiat, indikasi, dosis, aturan pakai, efek samping ,nomor batch, nomor registrasi, nama dan alamat pabrik, serta cara penyimpanannya. penandaan akan berubah pada produk obat bebas terbatas

Contoh Obat Bebas adalah Paracetamol, Aspirin, Promethazine, Guafenesin, Bromhexin HCL, Chlorpheniramine maleate (CTM), Dextromethorphan, Zn Sulfate, Proliver, Tripid, Gasflat, Librozym (penyebutan merk dagang, karena obat tersebut dalam kombinasi)


Read More

PENANDAAN OBAT

04.29 |

Mengenal Jenis Penandaan Obat

Obat adalah zat yang berasal baik dari alam maupun zat kimia yang berfungsi untuk mengobati, meredakan, memulihkan atau mencegah suatu penyakit.
Selain menggolongkan obat berdasarkan fungsi terapeutik, dibuat pula penggolongan obat untuk peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi obat-obatan.
Berdasarkan Undang-Undang Kefarmasian, obat-obatan terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu:
1.Obat Bebas, yaitu obat yang boleh dibeli tanpa resep dokter atau lebih dikenal dengan obat OTC (Over the Counter). Obat bebas terbagi lagi atas dua macam, yaitu obat bebas dan obat bebas terbatas.
Obat Bebas, yaitu obat yang dapat dibeli bebas tanpa resep dokter. Pada kemasan obat ditandai dengan penandaan lingkaran warna hijau, garis tepi warna hitam. Contoh obat ini adalah vitamin, multivitamin dan obat penurun panas seperti parasetamol bentuk tablet dan sirup.

Obat bebas terbatas
, yaitu obat yang dapat dibeli bebas tanpa resep dokter dengan dosis tertentu atau jumlah tertentu. Di kemasan obat ditandai dengan lingkaran biru garis tepi warna hitam. Contohnya golongan ini adalah obat flu. Pada kemasan obat ini biasanya disertai dengan adanya tanda peringatan yang ditulis dalam kotak kecil.
2. Obat Keras, yaitu obat berbahaya yang hanya dapat dibeli dengan resep dokter, ditandai dengan lingkaran warna merah dengan Tulisan K di dalamnya dan garis tepi warna hitam. Contoh obat ini adalah antibiotik dan obat jantung.
3. Obat Narkotika dan Psikotropika.
Obat narkotik adalah obat yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Pada kemasan ditandai dengan lingkaran warna putih dan tanda palang merah, garis tepi warna hitam. Contohnya adalah codein berbentuk tablet atau syrup.
Sedangkan Obat Psikotropik adalah obat yang secara efektif dapat mempengaruhi susunan saraf pusat dan akan mempengaruhi tingkah laku dan aktivitas. Contohnya adalah amfetamin.
Bagi masyarakat umum kode-kode berupa logo berwarna tersebut dapat digunakan sebagai sarana mengetahui tingkat “bahaya” suatu obat. Diharapkan dengan adanya pengetahuan tentang obat oleh masyarakat, akan semakin meningkatkan tanggung jawab akan kesehatan masyarakat itu sendiri.
Read More

PENGGOLONGAN ANTIBIOTIK

04.27 |

Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang dihasilkan oleh mikroorganisme bakteri ataupun jamur. Pada dasarnya tujuan utama penggunaan antibiotik untuk meniadakan infeksi, namun semakin luasnya penggunaan antibiotik sekarang ini justru semakin meluas pula timbulnya infeksi baru akibat penggunaan antibiotik yang tidak rasional.
Penggolongan Antibiotik berdasarkan mekanisme kerjanya :
Penggolongan Antibiotik berdasarkan struktur kimia :
  • Aminoglikosida
    Diantaranya amikasin, dibekasin, gentamisin, kanamisin, neomisin, netilmisin, paromomisin, sisomisin, streptomisin, tobramisin.
  • Beta-Laktam
    Diantaranya golongan karbapenem (ertapenem, imipenem, meropenem), golongan sefalosporin (sefaleksin, sefazolin, sefuroksim, sefadroksil, seftazidim), golongan beta-laktam monosiklik, dan golongan penisilin (penisilin, amoksisilin).
  • Glikopeptida
    Diantaranya vankomisin, teikoplanin, ramoplanin dan dekaplanin.
  • Polipeptida
    Diantaranya golongan makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin, roksitromisin), golongan ketolida (telitromisin), golongan tetrasiklin (doksisiklin, oksitetrasiklin, klortetrasiklin).
  • Polimiksin
    Diantaranya polimiksin dan kolistin.
  • Kinolon (fluorokinolon)
    Diantaranya asam nalidiksat, siprofloksasin, ofloksasin, norfloksasin, levofloksasin, dan trovafloksasin.
  • Streptogramin
    Diantaranya pristinamycin, virginiamycin, mikamycin, dan kinupristin-dalfopristin.
  • Oksazolidinon
    Diantaranya linezolid dan AZD2563.
  • Sulfonamida
    Diantaranya kotrimoksazol dan trimetoprim.
  • Antibiotika lain yang penting, seperti kloramfenikol, klindamisin dan asam fusidat.
Penggolongan Antibiotik berdasarkan daya kerjanya :
  • Bakterisid :
    Antibiotika yang bakterisid secara aktif membasmi kuman. Termasuk dalam golongan ini adalah penisilin, sefalosporin, aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol , polipeptida, rifampisin, isoniazid dll.
  • Bakteriostatik :
    Antibiotika bakteriostatik bekerja dengan mencegah atau menghambatpertumbuhan kuman, TIDAK MEMBUNUHNYA, sehingga pembasmian kuman sangat tergantung pada daya tahan tubuh. Termasuk dalam golongan ini adalah sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, trimetropim, linkomisin, makrolida, klindamisin, asam paraaminosalisilat, dll.
Manfaat dari pembagian ini dalam pemilihan antibiotika mungkin hanya terbatas, yakni pada kasus pembawa kuman (carrier), pada pasien-pasien dengan kondisi yang sangat lemah (debilitated) atau pada kasus-kasus dengan depresi imunologik tidak boleh memakai antibiotika bakteriostatik, tetapi harus bakterisid.
Penggolongan antibiotik berdasarkan spektrum kerjanya :
  • Spektrum luas (aktivitas luas) :
Antibiotik yang bersifat aktif bekerja terhadap banyak jenis mikroba yaitu bakteri gram positif dan gram negative. Contoh antibiotik dalam kelompok ini adalah sulfonamid, ampisilin, sefalosforin, kloramfenikol, tetrasiklin, dan rifampisin.
  • Spektrum sempit (aktivitas sempit) :
Antibiotik yang bersifat aktif bekerja hanya terhadap beberapa jenis mikroba saja, bakteri gram positif atau gram negative saja. Contohnya eritromisin, klindamisin, kanamisin, hanya bekerja terhadap mikroba gram-positif. Sedang streptomisin, gentamisin, hanya bekerja terhadap kuman gram-negatif.
Penggolongan antibiotik berdasarkan penyakitnya :
  • Golongan Penisilin
    Dihasilkan oleh fungi Penicillinum chrysognum. Aktif terutama pada bakteri gram (+) dan beberapa gram (-). Obat golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi pada saluran napas bagian atas (hidung dan tenggorokan) seperti sakit tenggorokan, untuk infeksi telinga, bronchitis kronik, pneumonia, saluran kemih (kandung kemih dan ginjal).
Contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain : Ampisilin dan Amoksisilin. Untuk meningkatkan ketahanan thp b-laktamase : penambahan senyawa untuk memblokir & menginaktivasi b-laktamase. Misalnya Amoksisilin + asam klavulanat, Ampisilin + sulbaktam, Piperasilin + tazobaktam.
Efek samping : reaksi alergi, syok anafilaksis, kematian,Gangguan lambung & usus. Pada dosis amat tinggi dapat menimbulkan reaksi nefrotoksik dan neurotoksik. Aman bagi wanita hamil & menyusui
  • Golongan Sefalosporin
    Dihasilkan oleh jamur Cephalosporium acremonium. Spektrum kerjanya luas meliputi bakteri gram positif dan negatif. Obat golongan ini barkaitan dengan penisilin dan digunakan untuk mengobati infeksi saluran pernafasan bagian atas (hidung dan tenggorokan) seperti sakit tenggorokan, pneumonia, infeksi telinga, kulit dan jaringan lunak, tulang, dan saluran kemih (kandung kemih dan ginjal).
contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain : Sefradin, Sefaklor, Sefadroksil, Sefaleksin, E.coli, Klebsiella dan Proteus.
Penggolongan sefalosporin berdasarkan aktivitas & resistensinya terhadap b-laktamase:
  • Generasi I : aktif pada bakteri gram positif. Pada umumnya tidak tahan pada b laktamase. Misalnya sefalotin, sefazolin, sefradin, sefaleksin, sefadroksil. Digunakan secara oral pada infeksi saluran kemih ringan, infeksi saluran pernafasan yang tidak serius
  • Generasi II : lebih aktif terhadap kuman gram negatif. Lebih kuat terhadap blaktamase. Misalnya sefaklor, sefamandol, sefmetazol,sefuroksim
  • Generasi III : lebih aktif terhadap bakteri gram negatif , meliputi Pseudomonas aeruginosa dan bacteroides. Misalnya sefoperazone, sefotaksim, seftizoksim, sefotiam, sefiksim.Digunakan secara parenteral,pilihan pertama untuk sifilis
  • Generasi IV : Sangat resisten terhadap laktamase. Misalnya sefpirome dan sefepim
  • Golongan Lincosamides
    Dihasilkan oleh Streptomyces lincolnensis dan bersifat bakteriostatis. Obat golongan ini dicadangkan untuk mengobati infeksi berbahaya pada pasien yang alergi terhadap penisilin atau pada kasus yang tidak sesuai diobati dengan penisilin. Spektrum kerjanya lebih sempit dari makrolida, terutama terhadap gram positif dan anaerob. Penggunaannya aktif terhadap Propionibacter acnes sehingga digunakan secara topikal pada acne.
Contoh obatnya yaitu Clindamycin (klindamisin) dan Linkomycin (linkomisin).
  • Golongan Tetracycline
    Diperoleh dari Streptomyces aureofaciens & Streptomyces rimosus. Obat golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi jenis yang sama seperti yang diobati penisilin dan juga untuk infeksi lainnya seperti kolera, demam berbintik Rocky Mountain, syanker, konjungtivitis mata, dan amubiasis intestinal. Dokter ahli kulit menggunakannya pula untuk mengobati beberapa jenis jerawat.
Adapun contoh obatnya yaitu : Tetrasiklin, Klortetrasiklin, Oksitetrasiklin, doksisiklin dan minosiklin.
Khasiatnya bersifat bakteriostatik , pada pemberian iv dapat dicapai kadar plasma yang bersifat bakterisid lemah.Mekanisme kerjanya mengganggu sintesis protein kuman Spektrum kerjanya luas kecuali thp Psudomonas & Proteus. Juga aktif terhadap Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit mata), leptospirae, beberapa protozoa. Penggunaannya yaitu infeksi saluran nafas, paru-paru, saluran kemih, kulit dan mata. Namun dibatasi karena resistensinya dan efek sampingnya selama kehamilan & pada anak kecil.
  • Golongan Kloramfenikol
    Bersifat bakteriostatik terhadap Enterobacter & S. aureus berdasarkan perintangan sintesis polipeptida kuman. Bersifat bakterisid terhadap S. pneumoniae, N. meningitidis & H. influenza. Obat golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi yang berbahaya yang tidak efektif bila diobati dengan antibiotik  yang kurang efektif. Penggunaannya secara oral, sejak thn 1970-an dilarang di negara barat karena menyebabkan anemia aplastis. Sehingga hanya dianjurkan pada infeksi tifus (salmonella typhi) dan meningitis (khusus akibat H. influenzae). Juga digunakan sebagai salep 3% tetes/salep mata 0,25-1%. Contoh obatnya adalah Kloramfenikol, Turunannya yaitu tiamfenikol.
  • Golongan Makrolida
    Bersifat bakteriostatik. Mekanisme kerjanya yaitu pengikatan reversibel pada ribosom kuman, sehingga mengganggu sintesis protein. Penggunaannya merupakan pilihan pertama pada infeksi paru-paru. Digunakan untuk mengobati infeksi saluran nafas bagian atas seperti infeksi tenggorokan dan infeksi telinga, infeksi saluran nafas bagian bawah seperti pneumonia, untuk infeksi kulit dan jaringan lunak, untuk sifilis, dan efektif untuk penyakit legionnaire (penyakit yang ditularkan oleh serdadu sewaan). Sering pula digunakan untuk pasien yang alergi terhadap penisilin.Contoh obatnya : eritromisin, klaritromisin, roxitromisin, azitromisin, diritromisin serta spiramisin.
  • Golongan Kuinolon
    Berkhasiat bakterisid pada fase pertumbuhan kuman, dgn menghambat enzim DNA gyrase bakteri sehingga menghambat sintesa DNA. Digunakan untuk mengobati sinusitis akut, infeksi saluran pernafasan bagian bawah serta pneumonia nosokomial, infeksi kulit dan jaringan kulit, infeksi tulang sendi, infeksi saluran kencing, Cystitis uncomplicated akut, prostates bacterial kronik, infeksi intra abdominal complicated, demam tifoid, penyakit menular seksual, serta efektif untuk mengobati Anthrax inhalational.
    Penggolongan :
    • Generasi I : asam nalidiksat dan pipemidat digunakan pada ISK tanpa komplikasi
    • Generasi II : senyawa fluorkuinolon misal siprofloksasin, norfloksasin, pefloksasin,ofloksasin. Spektrum kerja lebih luas, dan dapat digunakan untuk infeksi sistemik lain.
Zat-zat long acting : misal sparfloksasin, trovafloksasin dan grepafloksasin.Spektrum kerja sangat luas dan meliputi gram positif.
  • Aminoglikosida
    Dihasilkan oleh fungi Streptomyces & micromonospora.Mekanisme kerjanya : bakterisid, berpenetrasi pada dinding bakteri dan mengikatkan diri pada ribosom dalam sel.
Contoh obatnya : streptomisin, kanamisin, gentamisin, amikasin, neomisin
Penggunaan Aminoglikosida Streptomisin & kanamisin Þ injeksi pada TBC juga pada endocarditis,Gentamisin, amikasin bersama dengan penisilin pada infeksi dengan Pseudomonas,Gentamisin, tobramisin, neomisin juga sering diberikan secara topikal sebagai salep atau tetes mata/telinga,Efek samping : kerusakan pada organ pendengar dan keseimbangan serta nefrotoksik.
  • Monobaktam
    Dihasilkan oleh Chromobacterium violaceum Bersifat bakterisid, dengan mekanisme yang sama dengan gol. b-laktam lainnya.Bekerja khusus pada kuman gram negatif aerob misal Pseudomonas, H.influenza yang resisten terhadap penisilinase Contoh : aztreonam
  • Sulfonamide
    Merupakan antibiotika spektrum luas terhadap bakteri gram positrif dan negatif. Bersifat bakteriostatik. Mekanisme kerja : mencegah sintesis asam folat dalam bakteri yang dibutuhkan oleh bakteri untuk membentuk DNA dan RNA bakteri.Kombinasi sulfonamida : trisulfa (sulfadiazin, sulfamerazin dan sulfamezatin dengan perbandingan sama),Kotrimoksazol (sulfametoksazol + trimetoprim dengan perbandingan 5:1),Sulfadoksin + pirimetamin.
Penggunaan:
Infeksi saluran kemih : kotrimoksazol
Infeksi mata : sulfasetamid
Radang usus : sulfasalazin
Malaria tropikana : fansidar.
Mencegah infeksi pada luka bakar : silver sulfadiazine.
Tifus : kotrimoksazol.
Radang paru-paru pada pasien AIDS : kotrimoxazol
Sebaiknya tidak digunakan pada kehamilan teruama trimeseter akhir : icterus, hiperbilirubinemia
  • Vankomisin
    Dihasikan oleh Streptomyces orientalis.Bersifat bakterisid thp kuman gram positif aerob dan anaerob.Merupakan antibiotik terakhir jika obat-obat lain tidak ampuh lagi
Penggunaan Antibiotik kombinasi :
  • Pada infeksi campuran, misalnya kombinasi obat-obat antikuman dan antifungi atau, dua antibiotik dengan spektrum sempit (gram positif + gram negatif) untuk memperluas aktifitas terapi : Basitrasin dan polimiksin dalam sediaan topikal.
  • Untuk memperoleh potensial, misalnya sulfametoksazol dengan trimetoprim (= kotrimoksazol) dan sefsulodin dengan gentamisin pada infeksi pseudomonas. Multi drug therapy (AZT + 3TC + ritonavir ) terhadap AIDS juga menghasilkan efek sangat baik.
  • Untuk mengatasi resistensi, misalnya Amoksisilin + asam klavulanat yang menginaktivir enzim penisilinase.
  • Untuk menghambat resistensi, khususnya pada infeksi menahun seperti tuberkulosa (rifampisin + INH + pirazinamida ) dan kusta (dapson + klofazimin dan /atau rifampisin).
  • Untuk mengurangi toksisitas, misalnya trisulfa dan sitostatika, karena dosis masing-masing komponen dapat dikurangi.
Read More