m1

== menu yang akan di tampilkan di letakkan di sini ==
nama artikel

JENIS-JENIS VAKSIN

06.51 |


JENIS-JENIS VAKSIN

1. VACCINUM BACILLI CALMETTE GUERINI CRYODESICCATUM = Vaksin Basil Calmette Guerin Beku Kering

Cara memperoleh
:
Vaksin Basil Calmette Guerin adalah vaksin bakteri hidup biakan pilihan Basil Colmette Guerin Mycobacterium tuberculosis varbosis yang dikeringkan. Biakan pilihan dipelihara sedemikian rupa hingga tetap mempunyai daya membuat manusia peka terhadap tuberculin dan relatif tidak patogen terhadap manusia dan hewan uji.

Bakteri ditumbuhkan pada perbenihan yang cocok selama tidak lebih dari 14 hari. Hasil panen biakan, jika perlu diencerkan hingga diperoleh kadar yang dikehendaki, disuspensikan dalam larutan isotonik yang cocok dan steril yang dapat mengawetkan daya antigen serta kemampua hidup vaksin, dimasukkan ke dalam wadah kaca steril, dibekukeringkan kemudian ditutup kedap.
Sebelum digunakan, ditambahkan pelarut steril yang cocok.


2. VACCINUM CHOLERAE = Vaksin Kolera

Cara memperoleh
:
Vaksin kolera adalah suspensi steril biakan pilihan Vibrio Cholerae yang cocok, mengandung tidak kurang dari 8.000 juta kuman tiap dosis tunggal, 1 dosis tunggal tidak lebih dari 1 ml.

Pemerian
:
Toksisitas abnormal, sterilitas, penyimpanan, penandaan memenuhi syarat yang tertera pada vaccina

Identifikasi
:
Dilakukan secara aglutinasi menggunakan immunoserum khas.
Penetapan potensi, penetapan dilakukan dengan membandingkan dosis sediaan uji terhadap dosis sediaan baku, masing-masing dapat memberikan perlindungan yang sama pada mencit terhadap biakan pilihan Vibrio choleraeyang cocok.


3. VACCINUM DIPHTHERIAE ADSORBATUM
     =   Vaksin Difteri Jerap

Cara memperoleh
:
Vaksin Difteri jerap adalah toksida formol difteri terjerap pada zat jerap, umumnya alumunium hidroksida atau alumunium fosfat dengan kemurnian tidak kurang dari 1500 lf per mg protein N

Pemerian
:
Sterilitas, penyimpanan memenuhi syarat yang tertera pada vaccina.

Identifikasi
:
Mempunyai aktifitas khas membentuk antitoksin yang dapat menetralkan toksin Corynebacterium diphtheriae.

.
4. VACCINUM DIPHTHERIAE PERTUSSIS ET TETANI ADSORBATUM = Vaksin Difteri Pertusis Tetanus Jerap
=      Vaksin DPT Jerap

Cara memperoleh
:
Vaksin Difteri Pertusisi Tetanus jerap adalah campuran toksoida formol tetanus suspensi kuman mati Bardeella pertusis terjerap pada zat jerap umumnya alumunium hidroksida atau alumunium fosfat, dengan kemurnian tidak kurang dari 1000 lf per ml protein N.

Pemerian
:
Sterilitas, Penyimpanan memenuhi syarat yang tertera pada vaccina.

Identifikasi
:
Memenuhi aktifitas khas membentuk antitoksin yang dapat menetralkan toksin Corynetacterium diphteriae dan toksinClostridium tetani serta membentuk zat anti terhadapBordetella pertusis.

Ketentuan
:
Vaccinum Diphtheriae Et Pertusis EFI, vaksin Difteri dan pertusis EFI.
Vaksin Difteri dan pertusis adalah campuran Difteri dan Vaksin Pertusis


5.VACCINUM DIPHTHERIAE ET TETANI ADSORBATUM
   = Vaksin Difteri Tetanus Jerap

Cara memperoleh
:
Vaksin Difteri Tetanus jerap mengandung toksoida formol tetanus terjerap pada zat jerap umumnya alumunium hidroksida akan alumunium fosfat.

Pemerian
:
Sterilitas, penyimpanan, memenuhi syarat yang tertera pada vaksin.

Identifikasi
:
Mempunyai aktifitas khas membentuk antitoksin yang dapat menetralkan toksin Corynebacterium diphtheriae dan toksin Clostridium tetani.



6. VACCINUM PERTUSIS = Vaksin Pertusis

Cara memperoleh
:
Vaksin pertusis adalah suspensi Boedetella pertusis mati dalam larutan natrium klorida P. Mengandung bakterisida yang cocok dalam kadar yang tidak berpengaruh terhadap daya pengebal vaksin. Potensi tidak kurang dari 4 UI tiap dosis tunggal, 1 dosis tunggal tidak lebih dari 1 ml.

Pemerian
:
Toksisitas abnormal; Sterilitas; Penyimpanan memenuhi syarat yang tertera pada vaccina.


Identifikasi
:
Dilakukan secara aglutinasi menggunakan antiserum khas.



7. VACCINUM POLIOMYELITIDIS INACTIVACUM
    = Vaksin Polio Inaktif

Cara memperoleh
:
Vaksin polio inakif adalah suspensi biakan virus tipe 1,2 dan 3 atau campuran dari padanya yang telah mati, mengandung tidak kurang dari                3 x 10TC LD50tipe 1 dan 3, dan tidak kurang dari 1 x 106 TC LD50 tipe 2 per ml.

Pemerian
:
Tidak berwarna atau kemerah-merahan.

Identifikasi
:
Jika disuntikkan pada hewan akan merangsang pembentukan zat penawar terhadap virus tipe         1,2 dan 3.


8.  VACCINUM POLIOMYLIDIS PERORALE
    =  Vaksin Polio Oral
Cara memperoleh
:
Vaksin Polio Oral adalah suspensi biakan pilihan virus tipe 1, 2 dan 3 hidup yang dilemahkan atau campuran dari padanya. Mengandung tidak kurang dari 3 x 5 10 5 TC LD50 tipe 2 untuk tiap dosis.

Pemerian
:
Cairan bersih, tidak berwarna atau kemerah-merahan.

Identifikasi
:
Setelah dicampur dengan imonoserum antipolio tipe yang sesuai, tidak dapat lagi menginfeksi perbenihan jaringan yang peka.

9.  VACCINUM RABIEICUM = Vaksin Rabies

Cara memperoleh
:
Vaksin Rabies adalah suspensi biakan pilihan virus rabies yang dimatikan dan berasal dari penyuntikan infrocerebrum hewan yang cocok dan tidak tercemar dalam larutan natrium klorida P atau larutan lain yang cocok dan isotonik terhadap darah.
Mengandung tidak kurang dari 5 % b/v/jaringan otak diolah dengan fenol atau zat kimia lain yang cocok hingga virus tidak lagi menginfeksi mencit.

Pemerian
:
Suspensi gumpalan; putih atau keruh.

Identifikasi
:
Melindungi hewan yang peka terhadap infeksi biak asli rabies.



10. VACCINUM TETANI ADSORBATUM
     = Vaksin Tetanus Jerap

Cara memperoleh
:
Vaksin tetanus jerap mengandung toksida formol tetanus jerap ada zat jerap, umumnya alumunium hidroksida atau alumunium fosfat. Tingkat kemurnian toksoida formol ttanus tidak kurang dari 1000 lf per mg protein N.

Pemerian
:
Sterilitas : Penyimpanan : Penandaan memenuhi syarat yang tertera pada vaccina.

Identifikasi
:
Jika disuntikkan pada hewan yang cocok, akan membentuk antitoksin yang dapat menetralkan toksinClostridium tetani.


11. VACCINUM TYPHOIDI = Vaksin Tifus

Cara memperoleh
:
Vaksin tifus adalah suspensi biakan pilihan Salmonela typhi yang mematikan dan mengandung tidak kurang 1 g bakteri per dosis. Dosis tidak boleh lebih dari 1 ml.
Vaksin diperoleh dari satu atau lebih biakan pilihan licin Salmonella typhi yang mempunyai komplemen lengkap antigen –C,H dan antigen –VI.
Bakteri dimatikan dengan cara pemanasan suspensi atau dengan penambahan bakterisida.

Pemerian
:
Sterilitas; Penyimpanan memenuhi syarat yang tertera pada Vaccina.

Identifikasi
:
Dilakukan secara aglutinasi menggunakan imunoserum khas.



12. VACCINUM TYPHOIDI ET PARATYPHOISI AB
      = Vaksin Tifoid dan Paratifoid AB

Cara memperoleh
:
Vaksin Tifoid dan Paratifoid AB adalah campuran suspensi kuman Salmonella typhiSalmonella paratyphia A danSalmonella typhi paratyphi B, mengandung tidak kurang dari                1 x 109 Salmonella typhi dan masing-masing tidak kurang dari 5 x 108 atau 75 x 107 masing-masingSalmonella paratyphi A dan Salmonella paratyphi B.

Pemerian
:
Sterilitas ; Penyimpanan memenuhi syarat yang tertera pada Vaccina.

Ketentuan
:
Vaccinum Typgosa Et Paratyphi A-B EFI, Vaksin Tifus dan paratifus A-B EFI.
Ketentuan : Vaksin Tifus dan paratifus A-B adalah campuran suspensi A dan Salmonella paratyphi B. Tiap ml mengandung 1000 juta jasad renik paratifus B.
Biakan pilihan yang digunakan dan cara mematikan seperti tertera pada vaccinum Cholerae, Typhosa et Paratyphi.



13. VACCINUM VARIOLAE CRYODESICCANUTUM

     = Vaksin Cacar Beku Kering


Cara memperoleh
:
Vaksin cacar adalah vaksin beku kering mengandung virus vaksin hidup dari biakan pilihan yang cocok.

Pemerian
:
Serbuk, hampir putih.

Identifikasi
:
Rekonstitusi vaksin, tanam pada kulit kelinci yang telah digores, pada membrana choria allantois embrio ayam atau pada biakan jaringan, menimbulkan luka khas.
Jasad renik hidup lain rekostitusi vaksin, mati secara mikroskopik atau cara pembiakan yang cocok terhadap jasad renik patogen terutama Streptomyces hemolyticusm, Staphylococcus. Vaksin harus bebas jasad renik tersebut. Jumlah total kuman tidak patogen tidak boleh lebih dari : 500 UI per mililiter.

0 komentar:

Posting Komentar