Pada coretan minggu lalu saya sharing tentang “Interaksi Obat dan Makanan Sehat” yang ternyata banyak jenis makanan sehat akan menjadi berbahaya jika diminum bersamaan dengan obat, dampaknya adalah dapat saling meningkatkan efektifitas (efek berlebihan dari yang seharusnya), dampak yang saling mengurangi efektiitas (efek kesembuhan berkurang), serta dampak yang saling memperkuat efek samping (efek samping menjadi lebih tinggi).
Semakin banyak obat yang kita konsumsi, akan semakin besar pula kemungkinannya untuk mengalami dampak interaksi yang ditimbulkan. Begitu juga dengan makanan yang kita kosumsi saat kita dalam terapi suatu obat-obatan. Lebih jauh lagi dampak tersebut dapat menyebabkan pembengkakan biaya kesehatan anda setiap bulannya karena penyakit tidak kunjung sembuh (coretan ini sudah pernah kita bahas di sini Cara Menghemat Biaya Kesehatan). Dibawah ini ada beberapa cara yang saya rangkum dari beberapa sumber
- Wajib Ikuti petunjuk pemberian obat oleh Apoteker/dokter disamping melihat petunjuk yang tertera pada kemasan obat. Petunjuk penting adalah diminum 1 atau 2 jam sebelum, sesaat sesudah makan atau pada saat makan/disertai makan atau bahkan saat perut kosong (2-3 jam sebelum makan) hal ini untuk menghindari interaksi antara obat dan makanan sehingga efek kesembuhan dari obat lebih optimal, tidak kalah penting juga adalah informasi kontraindikasi* pada brosur atau kemasan. Jika tidak mengerti sebaiknya anda konsultasikan kepada Apoteker atau dokter terdekat.
- Bila Anda mendapatkan obat resep dari dokter, tanyakan pada Apoteker/dokter makanan apa saja yang harus dihindari saat mengkonsumsinya seperti yang kita bahas di coretan “Interaksi Obat dan Makanan Sehat” hal ini untuk menghindari interaksi antara obat dan makanan sehingga efek kesembuhan dari obat lebih optimal
- Sangat disarankan minum obat dengan air putih/bening, Bila anda kesulitan menelan obat dengan air, tanyakan apakah boleh menggantinya dengan pisang seperti kebiasaan orang indonesia minum obat dengan pisang atau roti basah/kue, jika terdapat interaksi di dalamnya maka Apoteker/dokter dapat menggantinya dengan bentuk sediaan lainnya.
- Jangan membuka kapsul, karena hal tersebut akan mempengaruhi distribusi obat didalam tubuh anda, adanya kapsul dimaksudkan agar zat aktif obat tidak rusak oleh sistem percenaan kita, saat obat oral diminum maka obat akan melalui serangkaian sistem pencernaan, dengan bentuk sediaan kapsul selain menutupi rasa pahit obat juga dapat melindunginya tetap terjaga sampai di lambung kemudian kapsul akan meleleh oleh keasaman lambung dan zat aktif obat akan keluar secara utuh tanpa ada yang terserap di saluran pencernaan sebelumnya.
- Jangan meminum vitamin bersamaan dengan obat-obatan. Vitamin dan mineral dapat berinteraksi dengan beberapa obat-obatan. Keterangan lengkap silahkan baca coretan ini “Interaksi Obat dan Makanan Sehat”
- Jika anda sedang dalam terapi obat herbal tertentu beritahukan kepada dokter dan apoteker sehingga dapat dipilihkan obat dan jenis sediaan yang tidak berinteraksi dengan obat herbal tersebut.
Semoga masyarakat dapat lebih cermat dalam Menghindari Interaksi Obat sehingga efek kesembuhan dari obat lebih optimal serta tidak membebani biaya pengobatan anda. Jangan lupa berdoa sebelum minum obat dengan meminta kesembuhan kepadaNya karena dariNya-lah Penyakit dan Obatnya berasal.
Kontraindikasi adalah situasi di mana aplikasi obat atau terapi tertentu tidak dianjurkan, karena dapat meningkatkan risiko terhadap pasien. Misalnya, ketika seseorang memiliki alergi terhadap penisilin, dia dianggap kontraindikasi untuk pemberian penisilin, karena akan memicu reaksi alergi. Kontraindikasi merupakan salah satu dari fakta medis utama yang dipertimbangkan ketika memulai rencana perawatan untuk pasien. Kontraindikasi bisa bersifat absolut atau relatif.
Cara Menghindari Interaksi Obat http://farmatika.blogspot.com/2012/06/cara-menghindari-interaksi-obat.html#ixzz2vSseuG9E